rani sebenernya agak sedih sedikit--yah lumayan banyak deh--soalnya Kakak sama Adek yang rani ceritain kemarin itu pulang ke Lampung. Padahal 5 hari bersama ini super asyik. Padahal rani sama Dini udah lamaa betul nggak main sama-sama Kakak sama Adek, udah berapa tahun kali ya. Lama sekali deh. Padahal juga masih banyak yang mau diceritain dan yang mau didengerin dan yang mau dikerjain sama-sama juga, tapi Kakak sama Adek harus pulang. Mana farewell nya juga nggak drama, jadi nggak seru deh, rani jadi makin agak sedih. Tapi seneng karena ternyata bisa main lagi setelah padahal-padahal yang rani sebutin. Alhamdulillah ya. Padahal baru berangkat ke bandara belum lama. Tapi udah kangen :" ya sudah.
Kakak itu sangat pintar sekali bercerita. Sangat pintar sekali. Sangat sangat pinta sekali. Idola rani dalam dunia penceritaan secara verbal. Pokoknya rani suka cerita Kakak. Apakah itu cerita tentang kehidupan cintanya, tentang orang yang banyak uangnya, tentang anak laki-laki yang suka memukul anak perempuan, tentang anak laki-laki yang memperdaya anak perempuan, tentang pacar yang sering ngutang dan nyontek, sampai tentang orang desa yang jadi penari striptease, semuanya seru kalo di ceritain Kakak. Cerita Kakak sangat seru rasanya baru keluar dari buku dongeng sejagad. Ceritanya juga drama. Dan rani suka cerita Kakak, Kakak selalu menyebutkan nama lengkap dan panjang dan jelas tanpa salah (sepertinya sih. Tapi rani yakin deh) sebelum memulai cerita walaupun rani nggak kenal orang itu dan ceritanya bertambah jadi 200% lebih menarik dan itu... mungkin baru 2 kalimat pertama. Seperti ini (nama samaran):
"Jadi temen Kakak itu tuh namanya Diko. Nandikos***a Fe****da Apalah Pokoknya Nama. Nah dia itu......... (lanjutin sendiri)"
Seperti itulah. rani juga mau pintar bercerita kayak Kakak. Pokoknya Kakak sangat pintar bercerita. Sangat pintar bercerita rani nggak bisa ceritain karena kami berada di liga yang berbeda dalam segala tingkatan level kepintaran dalam bercerita.
Kakak juga orang yang baik sekali ya. Baik betul, rani nggak ngerti apa nature semua anak perempuan itu baik seperti Kakak, tapi ternyata banyak juga anak perempuan yang orangnya sangat tidak baik--itu juga diceritakan Kakak.
Adek nggak terlalu pintar bercerita, tapi hobinya adalah membuat Kakak sebal karena ceritanya di intermezzo dia terus. Dan dia anak laki-laki yang baik walaupun tak diduga juga tanpa merasa dosa mempermainkan hati anak perempuan. Apa boleh buat. Tapi mending kan, daripada laki-laki yang nyiapin besi di mobil untuk siap-siap mukul pacar, nggak segan ngangkat kunci setir kalo-kalo berantem dan nyakar pacar sendiri. Dan seterusnya. Sebenernya ini spoiler cerita Kakak yang mau rani ceritain di lain waktu, tapi cerita Kakak itu terngiang-ngiang terus rani susah lupanya. Begitu deh. Mungkin untuk beberapa tulisan ke depan yang rani ceritakan itu tentang cerita Kakak dan petualangan kami menganggur. Mungkin. Atau tidak. Yah lihat saja nanti.
No comments:
Post a Comment