Friday, August 27, 2010

Max Optimism Max Pessimism

"Million-to-one chances crop up nine times out of ten."

Let see.

Dream, thank you. I finally found you. Ole Kirk Christiansen, thank you. Thanks to your incredible invention, you made me realize this the first time ever after all this years. The beauty of toys. Aliekha Tierandha Putri, thank you. If you didn't bring that newspaper, I probably stuck with things I don't even like that much in the first place. Thank you, my special friends that helped me, encouraged me to find it. Thank you mama and papa for listening to my childish-idiotic-SillyRabbitIdealismIsForKids thoughts, even though you probably didn't get what the heck I was saying, even though you thought there are bigger and better things I can do, and still encouraged me for it. Said things that warmed up my heart, my tiny heart that knows nothing. A heart full of hope and excitement. Like never before.

For a moment there there's a doubt in me that says, "What if it's just temporary illusion?" "What if it's just an ego, stupid-stupid-goodfornothing-temporary ego, just like every other labile teenager in whole universe experienced?" and whatnot.

I'll say, I don't care.

I've been in doubt for a long time and I-don't-know-when I forgot the excitement, but my body still remembers. And I want to make sure that I remember too.

For all I know, no matter how wild my dreams were (while sleeping) I'd never believe such things as.. that. I'm sceptic. I slapped away idealism with things that I called cynic reality, even when I truly want that so-called idealism to be real. I’m suppose to be 16! The age when people believe that world was made of sweets and rainbows! (or at least that's what I believe) Heck, I don’t even believe that when I’m 10 or younger. Let alone now.

So why now? What made me changed my mind? What made me believe?

I don’t know.

Huh? Yeah, seriously. I don’t know. It just strucks me like Pikachu’s Thunderbolt in the middle of windy day. But whatever it is, I'm glad. Because I was content without this dream, and now I feel awesome. Just by dreaming. Imagine what would I feel if it comes true.

I don't really care about how the life goes, I'm just there to play my part. And that's enough. I'm happy. I don't know, nor care, about what kind of future lies in front of my eyes, unseen. This is the dream that I wanted. The dream that surpasses my consciousness that a rani won't live forever. That's enough for now. What I need to do is do my best. Wow. I still can't believe that I just typed that.

Talent? No I don't have any. But that just means that I have to work harder, nothing else. I have a lifetime to make up for that.

I will survive. This post will be my witness. As well as you guys who read it.


"You're sure to do impossible things
If you follow your heart
Your dreams will fly on magical wings
When you follow your heart
—"Follow Your Heart," Thumbelina

p.s. My old self would probably snorted and shrugged it off.

Monday, August 23, 2010

kualat

Kemarin rani jatuh terjembab di lantai rumah rani sendiri karena rani nakal sama Mitton. Tau flying kick nggak? Itu, yang suka ada di filmnya Bruce Lee. Yang kurang lebih gini:



(c) google image

Nah itu. rani kan sering ya main kayak gitu di atas kasur. Kemarin kayaknya rani kelebihan gula jadi hyper gitu terus pas liat Mitton rani tanpa pikir panjang langsung mempraktekkannya. Tapi ups rani kepeleset. Kaki yang seharusnya tertekuk saat rani di udara terpeleset belum sempat rani angkat bersama badan rani. Hasilnya adalah rani jatuh. Sebenernya buat bercandaan doang, bukannya mau dikenain ke Mitton beneran, udah sering dijahilin Mitton udah biasa pasti udah lari sebelum rani mendarat deh. Jatuhnya kayak orang renang gaya bebas, pake spin sebelum jatuh. keren kan. Lumayan. Entah karena rani biasa nabrak tembok dan jatuh-jatuh, rasanya nggak sakit-sakit amat. Padahal bunyinya cukup keras sampai-sampai membuat adek rani yang ada di kamar tertawa keras-keras.

Ngomong-ngomong kemarin pagi ya hari Minggu rani mimpi makan ikan goreng. Belum lama ini rani inget lagi mimpi rani yang rani berpetualang dan menggondol suatu benda yang merupakan kawin silang antara sepeda dan tempat setrikaan (yang kayak papan surfing) dan berpikir "kalau lapar tidak apa-apa makan donat curian" dan mimpi yang rani dan teman-teman lagi camping entah dimana kemudian dari jalan muncul air bah yang membawa dinosaurus-dinosaurus, ping! rani tiba-tiba ada di taman bunga tempat yang seharusnya adalah tempat air terjun. Ada juga mimpi rani habis osn, rani mengobrol soal bagaimana kebijakan moneter jalur suku bunga mempengaruhi inflasi dan output riil, tiba-tiba ada awan jatuh seakan langit runtuh. Entah apa maksudnya.

Ah udah ah bosen.

Wednesday, August 18, 2010

Look.

Even a broken watch tells the right time twice a day.
— Hermann Hesse

Just relax and don't worry. Even fools are right sometimes.


Tuesday, August 10, 2010

Cita-cita

"rani mau jadi guru. rani juga mau jadi dokter. rani juga mau jadi diplomat. Tapi rani nggak mau cuma jadi itu. Sayangnya rani nggak tau, nggak cuma jadi itu tuh jadi apa lagi."

rani sudah bilang kalo rani susah memikirkan masa depan. Kenapa ya. Entah kenapa rani rasa harus tulis ini lagi. Nggak bisa hilang, rasa nggak enak gitu deh nggak ngerti rani, biarpun rani bilang ke rani nggak papa tapi rasanya dunia bilang ke rani nggak boleh, rani harus punya tujuan gitu. Tapi nggak bisa.

Bermimpi, salah. Maksudnya, punya impian itu rasanya pantangan. Nggak tau ya. Kalo sebelumnya rani pikir itu karena memang susah nyari tujuan, nyari cita-cita. Ternyata rani salah. Itu boong deh kayaknya. Nyari cita-cita itu nggak susah. Tapi masalahnya adalah rani penakut. rani takut cita-cita rani bukan cita-cita yang melampaui kesadaran bahwa manusia bakal mati. rani bakal mati. rani nggak mau punya cita-cita yang nggak melampaui kesadaran bahwa rani nanti mati, karena menurut rani cita-cita yang kayak gitu adalah cita-cita yang nanggung. Cita-cita yang bukannya membuat rani jadi orang yang hebat, tapi malah menjadi pembatas diri.

Nggak ngerti ya. Anggaplah. rani bercita-cita untuk menjadi seorang astronot. Di masa depan, rani menjadi astronot. Padahal, rani bisa nggak cuma jadi astronot. rani jadi astronot, orang yang membuat roketnya, menggaji seluruh pegawai dan profesornya, mempublikasikannya ke dunia, sekaligus menjadi istri dan ibu yang baik. Tapi, karena cita-cita rani adalah menjadi astronot, yang rani tanamkan di diri rani secara sadar, dunia menurut dan membiarkan rani jadi astronot. Saja. Menurut rani, itulah yang terjadi kalau rani memiliki cita-cita yang nanggung. Tapi pada saat yang sama, rani nggak bisa membiarkan cita-cita rani tergeletak secara tidak spesifik. Seperti masuk surga. Atau bahagia dunia akhirat. Karena rani ralat, itu bukan cita-cita. Itu hadiah dari pencapaian cita-cita rani, insyaAllah. Tuhan Maha Adil, kalau cita-cita rani tidak tercapaipun bukan tidak mungkin rani masih mendapat hadiah atas perjalanan rani menggapai cita-cita.

Berimpian, bermimpi, bercita-cita (yang istilahnya bolak-balik rani gunakan dengan tidak konsisten tapi anggaplah hal ini maksudnya sama) yang seperti rani idamkan tadi, masih belum bisa rani cari. Kenapa? Karena rani takut. Takut apa rani belum ngerti sebenernya. Takut kalah sama realita? Takut kalah sama waktu? Takut kalah sama sistem? Takut sama norma? Opini orang-orang? Atau takut sama... takdir?

Jadi, ketakutan rani akan hal apapun tadi, membuat rani takut cita-cita rani bukan cita-cita yang melampaui kesadaran bahwa rani bakal mati, dan membuat rani belum bercita-cita.

Yang pada akhirnya membuat rani bingung apakah itu hal yang buruk atau malah baik.

Saturday, August 7, 2010

curcol

rani nggak basa-basi deh. rani cuma mau uang, bener deh. rani memutuskan ikut OSN, karena rani dengar temen rani yang menerima medali perunggu tahun lalu dan dapat uang dari kabupaten (kalau tidak salah) dapat uang. rani ikut lomba pun ingin uang, dan itu semuanya kalah dan rani nggak dapat uang.

rani nggak tau kapan tapi ditengah perjalanan itu semua rani jadi nggak mau uang lagi. Oke rani masih mau uang, yang banyak, tapi itu bukan, bukan yang akhirnya bikin rani seneng. rani memang dapat uang, dan rani seneng, tapi ternyata kesenangan rani itu bukan karena uangnya. Uang yang rani terima itu udah dikorupsiin (likely), dan rani tetep seneng.

Pas mulai OSN rani nggak pernah ngarep buat lolos sampai kota. Atau propinsi. Atau nasional. Semuanya terjadi dengan biasa saja dan pas ketauan lolos pun, seperti yang biasa-biasanya, rani nggak merasa senang-senang amat. Senang sih tapi bukan senang-senang amat. Nggak terasa memuaskan, tapi nggak terasa memuaskan juga. Ternyata rani salah. rani seneng, rani puas.

Pas di karantina rani nggak pernah merasa ini kompetisi. rani senang. Ketemu teman-teman yang nggak pernah rani sangka-sangka macemnya, rani senang. Pas di Medan, rani juga nggak merasakan perang. DKI menang! DKI menang! Tapi perang? Mmn. rani pikir mungkin karena rani merasa rani akan mendapatkan kemenangan absolut. Tapi ternyata bukan karena itu. Ternyata dari awal pun nurani rani sudah merasakan kemenangan yang baru rani sadar saat ini. Bukan medali bukan. Bukan piala atau penghargaan piagam atau sebagainya, bukan menang uang juga. Nggak tau deh, kayaknya agak-agak eeeeemmm spiritual gitu tapi namanya menang tetep menang dong! rani seneng!

Nah cerita yang abstrak barusan rani akhiri. Sekarang rani cerita dengan cepat. rani dapet perunggu bidang ekonomi. SMAN 8 dapet 11 medali dari 14 orang yang dikirim. Jakarta juara umum lagi. Tim DKI Ekonomi ada 2 dapet emas, 4 dapet perak, 7 dapet perunggu. Jadi bagian dari Tim Ekonomi DKI itu membahagiakan. Kami ber-22. Dan nggak seorang pun dari 22 orang itu nggak spesial. Keren deh. Itu juga salah satu kemenangan rani. rani bingung ceritanya kayak gimana pokoknya rani seneng. Oh ya. Dan banyak skandal. Hahahah.


SMAN 8 Jakarta juga gila tahun ini rani biar dapet perunggu aja (perunggu jelek? nggak. Biar nggak jelek bukan berarti yang terbaik kan) rani bangga banget bisa ngasih nama lumayan buat sekolah sendiri. Padahal biasanya rani kalo ikut lomba pengen uangnya aja, tapi ternyata bawa nama sekolah tuh seru ya. Setiap nama temen-temen rani disebut rani langsung girang tak tertahankan padahal itu bukan rani, padahal rani nggak dapet apa-apa, padahal rani nggak dapet komisi, tapi rani tetep seneng.

rani nggak ngerti, tapi manusia tuh senengnya abstrak ya. rani nggak puas, seneng dan seneng dan nggak puas dan kecewa dan bahagia dan sedih dan seneng pada saat yang sama. Dan karena alasan yang sama juga.

What I learned from a Dory

"Hey there, Mr. Grumpy Gills. When life gets you down do you wanna know what you've gotta do?"

"No I don't wanna know."

"Just keep swimming. Just keep swimming. Just keep swimming, swimming, swimming. What do we do? We swim, swim." -Dory and Marlin, Finding Nemo.




Just keep swimming.