Hiduplah seorang anak perempuan yang lucu. Dia suka sekali menggambar sepasang sepatu yang sangat besar dan bilang kalau sepatu itu miliknya. Di setiap bukunya dan setiap disuruh menggambar bebas ia akan membuat gambar sepasang sepatu yang besar sekali dan membuat gambar dirinya yang tersenyum disebelah sol sepatunya. Setiap teman-temannya bertanya tentang sepasang sepatu tersebut, ia akan berkata "Ini milikku." sambil tersenyum senang.
Setiap hari juga, ia selalu berpapasan dengan seorang pengemis yang miskin. Anak itu selalu kasihan dan suatu ketika, ia menghampiri pengemis itu. Hanya saja dia cuma diam dihadapan pengemis itu dan pengemis itu juga tidak menggubris kedatangan anak itu. Lama sekali dan anak itu tetap diam saja. Tentu saja pengemis itu juga tidak berkata apapun.
Akhirnya pengemis itu berkata "Mau apa, dek?" dengan pelan.
Anak itu terdiam dan bertanya "Bapak punya apa?"
Pengemis kaget. Kemudian ia tertawa dan menjawab "Saya punya Tuhan dan punya hati. Sisanya cuma benda-benda tidak abadi yang akan hilang dimakan waktu."
Anak itu tertegun sebentar, lalu berjongkok dan mengeluarkan kertas besar. Kemudian ia mengambil sebuah krayon dari tempat pensilnya dan menggambar sebuah sepatu disitu. Persis dengan yang selama ini ia gambar. Lalu ia menggambar seorang bapak-bapak di sebelah sol sepatu, menggantikan gambar dirinya yang tersenyum. Ia tersenyum dan memberikan gambar itu kepada sang pengemis. Ia berkata "Sekarang bapak memiliki sesuatu yang sama dengan saya." lalu pergi sebelum pengemis bereaksi atau mengucapkan "terima kasih.".
Sejak saat itu, anak itu tak lagi membuat sepasang sepatu, tapi hanya satu dengan gambar dirinya yang tersenyum lebar. Ketika ia ditanya oleh teman-temannya, ia menjawab "Yang satu lagi dimiliki oleh orang lain. Aku senang."
No comments:
Post a Comment