Friday, October 9, 2009

teman cerita

saya mempunyai seorang teman. yah, saya merasa dia teman saya tetapi sebenarnya saya tidak tahu seperti apa saya di matanya tetapi saya rasa kami teman baik. saya tahu dia.. entahlah. saya tahu dia mungkin, dua tahun. lebih kurang, entahlah. mungkin tiga. tapi saya mengenalnya belum lama, sekitar.. tidak tahu. mungkin beberapa semester atau tahun saya akan menulis hal yang sama, yaitu "saya baru mengenalnya".

dibilang dekat, tidak juga. tetapi saya tidak mengerti juga kami ini teman yang seperti apa. apakah ini bisa dimasukkan ke golongan teman pun saya tidak tahu.

kami bertegur sapa, melambaikan tangan ketika berpapasan, atau bertukar pelukan ketika kamu bertemu. tetapi saya jarang.. sekali memiliki percakapan biasa saja bersamanya. ketika kami sedang tidak mengobrol, atau cuma sekedar basa-basi, entah kenapa.. yang saya dapatkan adalah atmosfer awkward yang saya tidak bisa jelaskan. saya senang memulai pembicaraan, tetapi sulit sekali membuat percakapan yang.. percakapan. biasanya saya lebih senang diam, walaupun tidak lama, karena saya akan berbicara untuk mengisi kekosongan. tapi tentu saja, diam lebih nyaman daripada basa-basi tanpa arti, jika bersama dengan dia.

ada satu saat dimana ketika saya sedang bercakap-cakap dengan dia, dari topik yang.. entahlah. dari sebuah kaktus atau dari buku bergambar, atau dari menulis dan apalah itu, saya akan bertanya sesuatu.

dan dia akan menjawab.

kemudian saya akan gembira, kemudian saya akan bertanya lagi. kemudian dia juga bercerita dan bertanya. saya akan mendengarnya kemudian saya bercerita, dan dia mendengarkan juga.

simpel. sungguh, itu sangat sederhana. tetapi.. saya belum menemukan orang lain yang.. entahlah. yang bisa saya ajak berbicara seperti ini selain orang ini.

saya tidak mengerti. ketika saya berbicara kepada orang lain, yang saya bicarakan, dan orang itu bicarakan, biasanya adalah sesuatu yang kami (saya dan orang yang saya ajak bicara) ketahui. terserah. sekolah, subsi, kegiatan, seorang teman, atau makanan. atau apa, entah banyak sekali. tapi yang jelas satu, saya tahu, dia tahu, setidaknya hanya subjek atau hanya objeknya.

ketika saya berbicara dengannya, saya tidak tahu apakah dia mengetahui hal tersebut atau tidak, saya akan berbicara atau bertanya, atau bercerita, dan dia akan menanggapi sesuatu. dan saya senang. tidak tahu. jika anda seorang gamer, anda akan merasa kaku jika berbicara tentang game dengan orang yang tidak tahu game kan? tetapi saya tidak merasakannya (dan tentu saja maksud saya disini saya bukan lah gamer dan yang saya bicarakan bukanlah game). entah karena saya berbicara seperti itu kepada semua orang atau memang seperti apa saya tidak mengerti. dan saya rasa, ketika dia berbicara dengannya hal yang sama berlaku demikian. tema atau topik atau cerita apapun yang kami bagi bukan apa yang kami ketahui, tetapi salah seorang dari kami cetuskan kemudian kami rangkai bersama.

setidaknya saya pikir begitu.

dan saya juga tidak mengerti. saya manusia kecil dengan banyak hal, seperti manusia-manusia lain. tapi saya bercerita kepadanya tentang yang tidak saya ketahui merupakan hal yang bisa dibagi atau diceritakan, apalagi dimintai tanggapan. saya tidak tahu apakah karena dia hebat atau spesial atau bagaimana, tapi saya senang bercerita dengannya.

saya senang bercerita dengan orang, dengan teman-teman saya, tapi bercerita dengannya adalah pengalaman lain untuk saya. tentunya setiap saya bercerita dan mendengarkan cerita merupakan momen yang spesial bagi saya, tetapi bercerita dengan orang ini, hem. entahlah. berbeda tapi serupa mungkin.

bahkan ketika bersamanya dalam waktu yang lama, bercakap-cakap dengannya itu bisa jadi hanya 0.sekian persen dari waktu itu.

saya kangen masa itu. saya senang juga akhirnya saya menghargai waktu-waktu itu. dan saya berharap saya dan dia bisa bercerita-cerita lagi.

No comments: