Friday, July 3, 2009

coppas: ESSAY TENTANG YURI DAN YAOI.

bingung rani mau ngepost apa jadi rani coppas aja yaa dari note fb rani yang di tag rarachan. okeh. kalo ada yang aneh jangan protes. sip. original link

____

seperti note yang sebelumnya saya buat, saya di tag sama nona astera khirana yang saya tag di sebelah kanan ini untuk menulis note tentang yaoi dan yuri. sebenarnya saya telah membuat essay tentang yaoi, tetapi karena atas tuntutan tag dan keinginan saya untuk menulis maka atas dasar tersebut saya menulis lagi :) bagi yang tidak suka, tidak perlu membaca. mau memberi tanggapan, silahkan. mau ngeflame juga boleh (loh?) asalkan anda memberikan landasan yang jelas atas statement anda. terimakasiih

di tag: http://www.facebook.com/note.php?note_id=99261891155&ref=mf
-----

karena rani penggemar BL, mungkin disini akan lebih banyak yaoi. oiya. kalo subjektif dan banyak kesalahan saya mohon kritik dan maaf.

-----

Yaoi (karena sebelumnya saya telah menulisnya, maka akan saya copas dan saya tambahkan. hee terimakasih harap maklum. oiya. seperti yang saya bilang ini subjektif jadi.. begitu lah. maaf atas ketidak formalan kata dan ketidak efektifan kalimat yang saya gunakan.)

yaoi adalah salah satu genre yang saat ini cukup digemari dalam doujinshi, fanfic, fan art, manga, anime dan game. yaoi ini biasanya mencakup hubungan homoseksual antara karakter laki-laki dan umumnya eksplisit secara seksual. istilah yaoi di kenal tahun berapa atau kapan saya tidak ingat, tetapi istilah yaoi sendiri berasal dari YAmanashi, Ochinashi dan Iminashi yang artinya tidak ada klimaks, tidak ada inti, tidak ada arti. kalau tidak salah. dan saya yakin tidak salah. uuh. sepertinya. bagaimana kalau anda sendiri yang mengecek ke tuan google untuk pembenaran? saya juga tidak mengerti dengan jelas, karena saya bukan orang jepang dan saya juga tidak terlalu peduli dengan masalah asal kata yaoi tapi karena berhubung ini adalah essay, jadi harus dijelaskan juga bukan?

yaoi ini sangat populer sekali dikalangan perempuan. karena itu tidak mengherankan kalau rata-rata (dan maksud saya dari "rata-rata" adalah "sebagian besar" dan dari sebagian besar bisa dibilang adalah "hampir semua") penggemar yaoi adalah perempuan.tapi tidak mustahil untuk seorang laki-laki menyukai genre yaoi ini.

dalam yaoi, terdapat 2 peran utama yaitu seme dan uke. seme dan kata semeru atau penyerang dan uke dari ukeru atau penerima. istilah ini memang kedengarannya lebih cocok digunakan dalam baseball tapi bukan, maka berhati-hatilah jika mendapati kata ini karena maksudnya sendiri itu agak berbeda dari arti etimologi nya. seme itu biasanya.. hem. stereotip karakter laki-laki yang biasa di komik shoujo, keren tinggi muscular ganteng kuat gitu deh yang perfect. peran mereka dalam hubungan ini.. sebagai, apa ya nulisnya. top? sedangkan uke, biasanya karakter lakilaki yang.. bishi, trap, begitulah. biasanya dalam komik-komik bergenre ini, perbedaan antara seme dan uke terlihat jelas.

untuk yaoi, dikenal juga istilah "shounen ai" atau "boys love (BL)" yang diartikan.. entah ini diartikan oleh penggemar diluar jepang atau memang secara global, sebagai yaoi yang tidak eksplisit. namun saat ini, menurut pengamatan saya berkecimpung di dunia maya genre yaoi tidak hanya digunakan untuk yang menjurus ke perilaku seksual saja dan sekarang perbedaan antar yaoi, BL/shounen ai sudah tidak lagi dijadikan masalah berarti, baik yang mengandung unsur seksual atau tidak akan disebut sebagai yaoi-yaoi juga. saya tau, kalau yaoi dalam tanda kutip memang diartikan sebagai hubungan dengan perilaku seksual yang eksplisit, tetapi tidak terelakkan, untuk percakapan biasa saya akan menggunakan istilah yaoi dalam hubungan yang menjurus ke arah hubungan homoseksual antar laki-laki walaupun tidak mengarah ke perilaku seksual yang eksplisit.

untuk jelasnya, shonen ai/ BL ini biasanya diperuntukkan untuk shoujo manga, tentunya ditujukan untuk penggemar perempuan, dan selain shounen ai ini ada juga disebut "bara". kalau shounen ai/bl diartikan sebagai yaoi yang tidak eksplisit dan ditujukan (rata-rata) untuk komik shojo, maka bara ini ditujukan kepada fanboy, atau penggemar laki-laki. dilihat dari demographicnya, kalau yaoi (shounen ai/bl termasuk) adalah Shoujo dan Josei, maka bara ini Seinen. bara, berbeda dengan yaoi yang biasa diketahui, lebih menggambarkan tentang hubungan homoseksual seperti realita adanya. disini (sepertinya) tidak menggunakan role seperti seme atau uke, dan.. begitulah. saya sulit juga menjelaskan karena sendirinya saya belum pernah melihat langsung. maaf.

arena biasanya penggemar yaoi ini adalah gadis-gadis yang tidak lelah dan dengan senang hati berbagi pikiran dan karya mudah sekali untuk menemukan BL material di internet ini dibandingkan hentai ataupun yuri (tergantung, tapi percaya lah, anda akan kaget ketika anda mencarinya sendiri)

tentunya tidak hanya manga dan anime yang memang memiliki genre yaoi/shounenai/bara saja yang di ship oleh para penggemar. bisa jadi, dalam komik tersebut (yang bukan yaoi) ada pair yaoi. official. banyak sekali manga-manga, terutama bergenre shounen yang karakter laki-lakinya di ship (atau bisa dibilang "dipasangkan") secara tidak.. legal? erm. maksudnya dipasangkan karena keinginan hati, atau kondisi plot, atau karakterisasi yang mendukung sang karakter untuk memiliki hubungan seperti yang diidamkan para fan. unofficial. tidak berasal dari author pembuat manga tersebut.

contoh pair yang OFFICIAL dalam komik genre non-yaoi etc.

Touya dan Yukito dari Cardcaptor Sakura.

Berwald dan Tino yang dimunculkan sebagai pasangan "Suami-Istri" dalam series hetalia.

Juubei dan Kazuki dari Get Backers. stereotip lama, Tuan dan Penjaganya, LOL

Yuuri dan Wolfram yang bertunangan dari Kyou Kara Maou!

Seishirou dan Subaru dari Tokyo Babylon, X, X'99, dan Tsubasa Reservoir Chronicle. mereka dan angst. aww.

Pair hasil ship fans dalam komik genre non-yaoi etc.

Light dan L. dan borgolnya. dari Deathnote.

Suzaku dan Lelouch dari Code Geass
(sebenarnya masih banyak sekali tapi berhubung saya kena marah karena lama jadi 2 saja ya LOL hahaa)

---
menurut rani. (as if penting gitu)
saya menyukai BL. itu tidak terelakkan. saya rasa tidak ada salahnya saya menyukai hubungan antara lelaki, apalagi yang saya sukai cuma yang 2D. baik buruk melanggar norma tidak melanggar norma itu kembali lagi kepada penilaian masing-masingkan? saya tidak merasa mendapatkan influence yang buruk dari menyukai BL. saya belajar untuk bertoleransi atas pendapat orang lain dan tidak cepat-cepat menjudge suatu hal. saya jadi berusaha untuk berpikir objektif. mungkin anda sekalian akan mempertanyakan hal tersebut, karena kelihatan tidak relevan tetapi, ketika anda menyukai sesuatu yang orang lain despise so much, and akan introspeksi diri dan menyadari bahwa, orang lain tidak selalu melihat hal yang sama dari sudut pandang yang sama juga dengan saya. saya berusaha mengalihkan pikiran-pikiran yang buruk dengan memikirkan BL. saya bisa menjauhkan diri dari ghibah karena saya bisa bercakap-cakap tentang BL. dan sebagainya. saya rasa manfaat yang saya dapatkan tidak sebanding dengan mudharatnya. selama saya mengerti dan tahu batasan saya rasa tak masalah. begitu juga dengan yuri.


>Bagaimana pendapat anda tentang Yaoi/Yuri yang H?
saya tidak setuju ataupun suka. kalau sudah menjurus ke arah perilaku seksual, itu sudah masuk ke golongan menjijikan bagi saya. saya menyukai hubungan yang tulus (kalau seperti rarachan bilang) dimana perasaan atau hubungan yang digambarkan itu pure dari hati. rasa empati, rela berkorban, rasa sayang yang tidak terperi karena mencintai sesorang. bukan hubungan yang bolakbalik berorientasi ke seks. eww. terimakasih.


>Anda sebagai penggemar Yaoi/Yuri, bagaimana pendapat anda tentang Yaoi/Yuri?
saya bukan penggemar yuri, tetapi saya, sepertti yang saya sebutkan sebelumnya tidak memiliki pandangan negatif yang berlebihan. saya merasa biasa saja =___= tidak istimewa tapi offense juga tidak. saya kurang tau juga sih dunia yuri seperti apa.


>Anda sebagai penggemar Yaoi/Yuri, bagaimana pendapat anda tentang fans Yaoi/Yuri?
sama saja. mereka dan saya (atau kami, penggemar) sama-sama menyukai hubungan antar sesama namun dalam konteks yang berbeda.

----

saya memang suka yaoi. tetapi.. mau dibilang apa juga saya sulit untuk tidak menggunakan stereotip seme dan uke. =___= saya masih sulit untuk membayangkan hubungan gay tanpa dipengaruhi hubungan seperti yang saya lihat di kenyataan yaitu pair straight. aih. bagaimana ya. saya kan gadis straight. bagaimana saya bisa mengerti hubungan NYATA antara laki-laki dan laki-laki. saya rasa saya belum.. siap. =___= dan saya tidak berharap untuk siap juga. saya sudah cuup nyaman dengan point of view saya ini.

----

saya tahu. ini mungkin panjang dan aneh dan nggak jelas dan nggak ada "essay-essay"nya tetapi maafkan lah saya. terimakasih.

<3> rani

4 comments:

Anonymous said...

kyaaaa... mba.. minta yoo... aku suka banged ma yaoi, xixixi pengetahuan (?) saia bertambah... mba nulis yaoi ??? aku penulis yaoi *ga ada yg tanya* tapi yaoi yunjae ma hanchul,, xixixi

chop said...

Oui, silahkan..

Rivai said...

Sekarang ini hubungan antara manga dan seksualitas sudah sangat mencengangkan, sampai-sampai muncul istilah dan genre tersendiri untuk mengelompokkan berbagai kecenderungan fetish pembacanya. Saya tidak kaget kalau hal ini terjadi di ranah 'underground', tapi luar biasanya hal tersebut kini sudah semakin terbuka dan dibicarakan tanpa malu-malu lagi. Terkadang saya menduga-duga, apakah orang yang menyukai yaoi/yuri memang mendukung homoseksualitas dalam kehidpan nyata, atau hanya sekadar melampiaskan fantasi/fetishnya saja?

chop said...

Astaga, ini tulisan yang sudah lama sekali. Terima kasih atas komentarnya. Saya tidak punya tanggapan berarti soal 'keterbukaan' soal konsep2 diatas, tapi untuk pertanyaan terakhir sebisa mungkin saya jawab.

Menurut saya, tidak ada hubungan kausalitas yang pasti antara mempunyai fantasi akan homoseksualitas dengan mendukung homoseksualitas di dunia nyata. Saya rasa wajar saja bisa terjadi, tidak mustahil karena ia mendukung homoseksualitas di dunia nyata dia jadi punya fantasi soal hal tersebut, atau karena ia memiliki fantasi2 soal hubungan sesama jenis ia menjadi punya toleransi lebih atau menerima keberadaan homoseksualitas di dunia nyata. Tapi tidak sedikit orang yang mendukung homoseksualitas tanpa memiliki fantasi2 tertentu dan vice versa.